Selasa, 29 November 2011

Hambatan dalam Mengembangkan Potensi Diri


Potensi yang terdapat dalam diri seseorang berbeda-beda, ada yang memiliki potensi di bidang akademis, dan ada juga di bidang non-akademis. Selain itu potensi diri juga bisa di kategorikan sebagai cita-cita yang ingin di capai oleh orang tersebut. Sebagai contoh, seorang anak kecil bercita-cita ingin menjadi seorang pilot, dokter, arsitek, presiden, dan sebagainya.
Dalam mengembangkan potensi diri tersebut ada berbagai macam hambatan dan rintangan yang harus di jalani, selain itu ada juga cara untuk mencapai cita-cita atau potensi yang kita inginkan. Hambatan ini bisa datang dari dalam ataupun dari luar. Hambatan yang datang dari dalam diri contohnya adalah: kita masih merasa kurang cocok dengan cita-cita atau keinginan yang akan kita capai. Dan contoh hambatan yang datang dari luar diri adalah: orang terdekat kita merasa cita-cita yang kita ambil kurang cocok.
Dalam hal ini orang terdekat yang saya maksud adalah orang tua kita sendiri. Mereka merasa cita-cita yang kita ambil kurang bermanfaat di masa depan. Kondisi yang paling sering di tentang oleh orang tua kepada anaknya adalah ketika si anak lebih memilih potensi di bidang non-akademis dari pada di bidang akademis. Contohnya si anak lebih memilih di bidang seni musik atau memilih di bidang seni rupa. Dalam benak mereka adalah orang yang memilih di bidang non-akademis saat masa tua-nya tidak akan bahagia (dalam hal materi).
Orang tua lebih senang anaknya memiliki cita-cita di bidang akademis, ya minimal si anak menjadi polisi, mungkin agar si anak bisa di banggakan di depan umum. Padahal itu semua merupakan persepsi yang salah. Banyak orang menjadi besar dan terkenal dari bidang non-akademis. Selain itu banyak anak yang perang batin antara mematuhi perintah orang tua-nya atau mengikuti kemampuannya di bidang yang mulai dia tekuni itu.
Dalam hal ini banyak anak yang mau tidak mau harus mengikuti kemauan orang tuanya, sebenarnya tidak ada orang tua yang ingin menjerumuskan anaknya, mereka hanya ingin melihat sang anak bahagia di masa tua-nya nanti. Tapi cara yang mereka gunakan sebenarnya salah, mereka mengekang anak dalam mengembangkan potensi diri yang ada di dalam diri sang anak. Selain dari pihak orang tua, pihak sekolah juga turut andil dalam pengembangan potensi si anak.
Sekolah di Indonesia masih menerapkan semua mata peajaran, tidak seperti di Luar Negeri yang membebaskan siswanya memilih mata pelajaran yang mereka senangi. Sebagai contoh jika si anak suka pelajaran fisika, seharusnya dia belajar fisika, tidak belajar pelajaran bahasa, biologi, dan sebagainya. Jadi hanya di fokuskan satu pelajaran yang dia senangi itu. Tidak ada orang di dunia ini yang bodoh, pada dasarnya semua manusia pintar, tapi kepintarannya ini banyak yang tidak tersalurkan. Dan tidak semua manusia pintar dalam segala bidang, contohnya kita suruh para fisikawan untuk membaca not balok, mereka tentu tidak bisa di karenakan bukan bidang ke ahliannya, begitu juga para musisi kita suruh untuk merancang sebuah rumah, mereka juga tentu tidak bisa karena bukan bidangnya.
Sebagai contoh, saya memiliki potensi di bidang non-akademis, yaitu di bidang seni musik. Saya lebih tertarik mempelajari berbagai jenis alat musik ketimbang menghafal rumus dalam pelajaran matematika, fisika, dan kimia. Alat musik pertama yang saya pelajari adalah gitar, awalnya saya meminta orang tua untuk membelikan sebuah gitar untuk menghilangkan rasa bosan. Seiring berjalannya waktu saya meminta orang tua untuk mempelajarinya lebih dalam, tapi apa yang terjadi, orang tua tidak mengizinkan.
Akhirnya saya belajar secara sendiri dengan membeli beberapa buku dan menonton tutorial-nya di internet. Saat saya meminta orang tua saya untuk memberi saya les gitar, mereka mengatakan: “untuk apa les gitar? Masih ada pelajaran yang lebih penting yang masih bisa kamu lakukan”. Dari situ saja sudah dapat di lihat kalau orang tua menghambat potensi yang ada dalam diri anaknya.
Selain itu mereka juga pernah berbicara seperti ini kepada saya: “kalau kamu ingin menjadi musisi, lebih baik kamu berhenti sekolah”. Ancaman seperti ini sering sekali di ucapkan oleh orang tua kepada anaknya agar si anak menuruti perintah orang tua. Dengan berat hati saya terpaksa menuruti perintah orang tua agar mereka tidak kecewa. Biarpun mendapat hambatan seperti ini, saya tidak pernah menyerah, ilmu tersebut tidak hanya di dapatkan di tempat les, ilmu tersebut masih bisa saya di dapatkan di internet, buku, dan teman-teman.
Selain gitar, alat musik yg bisa saya mainkan adalah bass, walaupun masih standar, awalnya setelah mendapatkan gitar, saya ingin meminta orang tua membelikan saya bass, sebelum saya meminta, saya sudah tau jawabannya pasti “TIDAK DI BELIKAN”. Itu juga merupakan hambatan saya. Jika ada kesempatan, saya ingin belajar berbagai alat musik, walaupun masih di tentang oleh kedua orang tua.
Untuk kedepannya saya tetap akan mengembangkan potensi yang ada di dalm diri saya, yaitu di bidang seni musik, untuk para orang tua sadarilah potensi yang terdapat di dalam diri anak anda, jangan egois, tidak semua anak merasa nyaman terhadap apa yang anda lakukan. Cobalah memberi sang anak kebebasan dalam memilih apa yang ingin di capainya, siapa tau sang anak lebih unggul di bidang non-akademis ketimbang di bidang akademis.
          Untuk para anak, jangan takut untuk bicara pada orang tua kalian tentang apa yang kalian capai, beri pengertian orang tua. Apabila waktu bisa di putar ulang saya ingin mengembangkan potensi saya, sebenarnya banyak kesempatan di masa lalu, tapi kesempatan di masa yang akan datang juga ada, maka dari itu janganlah menyia-nyiakan kesempatan yang datang tersebut.

Rabu, 23 November 2011

Alkohol dan Remaja



Seperti yang kita ketahui begitu banyak fenomena-fenomena sosial yang terjadi di masyarakat kita. Masalah yang akan saya bahas kali ini ada kaitannya tentang alkohol dan remaja.
Pada dasarnya alkohol yang kita kenal saat ini di bawa oleh bangsa barat, tepatnya bangsa Skandinavia. Mereka mengkonsumsi alkohol dengan tujuan yang jelas, yaitu untuk menghangatkan badan, karena di daerah atau Negara Skandinavia itu sangat dingin karena dekat dengan daerah kutub utara, itulah sebabnya mereka  mengkonsumsi alkohol.
Bangsa Indonesia mengenal alkohol sejak bangsa asing menjajah Indonesia. Dan itu merupakan budaya asing yang sudah menjadi budaya bangsa Indonesia juga. Bukan hanya orang dewasa saja yang mengkonsumsi alkohol, tapi remaja pun sudah banyak yang mengkonsumsinya.
Banyak dari mereka yang tidak tahu bahaya dari mengkonsumsi alkohol itu. Yang mereka tahu hanya dengan mengkonsumsi alkohol bisa terlihat “gaul” di mata teman temanya, rasa ingin tahu, untuk meningkatkan rasa percaya diri, solidaritas, adaptasi dengan lingkungan, tapi itu merupakan kesalahan besar.
Selain itu ada pengaruh sosial dan interpersonal termasuk kurangnya kehangatan dari orang tua, supervisi, kontrol dan dorongan. Penilaian negatif dari orang tua, ketegangan di rumah, perceraian dan perpisahan orang tua.
Ada juga pengaruh budaya dan tata karma, yaitu memandang penggunaan alkohol sebagai simbol penolakan atas standar konvensional, berorientasi pada tujuan jangka pendek.
Selanjutnya ada dari faktor gen yang berperan dalam kebiasaan meminum minuman beralkohol pada remaja. Hal itu sudah di uji oleh tim peneliti yang mengumpulkan DNA dari 282 remaja Belanda yang pernah mengkonsumsi alkohol setidaknya sekali dalam hidum hidup mereka.
Hal terburuk yang terjadi dalam penggunaan alkohol adalah pertumbuhan otak yang terhambat akibat alkohol. Meminum minuman beralkohol dilarang bagi seseorang di bawah umur 23 tahun.  Minum minuman beralkohol lebih berbahaya di konsumsi oleh wanita karena otak wanita berkembang lebih dulu ketimbang otak laki-laki. Gadis remaja yang doyan minum alkohol dapat mengalami kerusakan otak yang mengontrol memori dan kesadaran.
Gadis remaja yang peminum berat mengalami lebih banyak penurunan aktivasi otak di beberapa daerah ketimbang pada remaja laki-laki. Penurunan kemampuan otak ini dapat menyebabkan masalah ketika mengemudi, olahraga yang melibatkan gerakan kompleks, menggunakan peta atau mengingat letak suatu tempat. Selain bahaya yang saya sebutkan tadi, masih banyak bahaya yang lainnya yang mungkin sudah kita ketahui melalui pelajaran di sekolah, penyuluhan, dan seminar.
Selain dampak negatif, alkohol juga memiliki dampak positif, salah satunya adalah 300 tahun yang lalu remaja mengkonsumsi alkohol untuk mengobati jerawat. Sebuah buku pedoman pengobatan dari abad ke-18 justru menyebut minuman keras dapat dipakai sebagai obat jerawat.
Minuman keras berupa anggur merah tersebut harus diminum setelah diramu dengan bahan-bahan yang lain. Bahan yang ditambahkan antara lain belerang, yang hingga saat ini masih dipakai untuk mengobati penyakit kulit. Resep tersebut masih belum banyak di buktikan secara ilmiah.
Dalam menyikapi permasalahan yang terjadi saat ini khususnya masalah tentang penggunaan alkohol di kalangan remaja adalah kita hendaknya harus mengetahui apakah sesuatu hal yang kita lakukan itu memiliki manfaat atau malah mencelakakan diri kita sendiri.
Bagaimanapun atau sesulit apapun masalah yang kita hadapi hendaknya kita memikirkan jalan keluarnya dengan meminta bantuan dari orang, bisa dari teman, guru / dosen, atau orang yang lebih tua dari kita yang sudah kita percayai, apalagi masalah tentang perceraian keluarga, cinta dan sebagainya.
Apabila ingin terlihat “gaul” di mata teman-teman tidaklah harus merusak diri sendiri seperti meminum minuman alkohol, masih banyak cara yang bisa di lakukan dengan mengembangkan potensi yang ada di dalam diri kita seperti bakat dalam bidang seni musik, seni rupa, seni tari. Atau juga bisa dengan mengembangkan potensi akademik.
Dengan mengembangkan potensi yang ada di dalam diri kita sudah merupakan modal dalam hidup ini, tidak dengan cara yang salah seperti mengkonsumsi minuman beralkohol, hal itu hanya membuat tubuh kita hancur secara perlahan.

Kamis, 17 November 2011

Peranan IPTEK dalam Meningkatkan Kesejahteraan Bangsa


Seperti yang kita ketahui,teknologi kini telah merembes dalam kehidupan kebanyakan manusia bahkan dari kalangan atas hingga menengah kebawah sekalipun.Dimana upaya tersebut merupakan cara atau jalan di dalam mewujudkan kesejahteraan dan peningkatan harkat martabat manusia.

Atas dasar kreatifitas akalnya, manusia mengembangkan IPTEK dalam rangka untuk mengolah SDA yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa.Dimana dalam pengembangan IPTEK harus didasarkan terhadap moral dan kemanusiaan yang adil dan beradab,agar semua masyarakat mengecam IPTEK secara merata.Begitu juga diharapkan SDM nya bisa lebih baik lagi,apalagi banyak kemudahan yang kita dapatkan.Namun,berbanding terbalik dengan realita yang ada karena semakin canggih perkembangan teknologi,telah membuat masyarakat menjadi malas yang disebabkan oleh kemudahan-kemudahan yang ada tersebut.Ambil saja salah satu contoh perkembangan IPTEK dibidang telekomunikasi dimana zaman dahulu handphone itu sangat langka karena harganya yang mahal berbeda dengan sekarang harga handphone sudah sangat murah dan menjangkau lapisan menengah ke bawah.

Disatu sisi telah terjadi perkembangan yang sangat baik sekali di aspek telekomunikasi,namun pelaksanaan pembangunan IPTEK masih belum merata. Masih banyak masyarakat kurang mampu yang putus harapannya untuk mendapatkan pengetahuan dan teknologi tersebut.Hal itu dikarenakan tingginya biaya pendidikan yang harus mereka tanggung.Maka dari itu,pemerintah perlu menyikapi dan menanggapi masalah-masalah tersebut, agar peranan IPTEK dapat bertujuan untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia yang ada.

Bangsa yang maju dan sejahtera adalah Bangsa yang peduli terhadap perkembangan IPTEK. Salah satu contohnya adalah Jepang, negara yang maju dan sejahtera karena mereka meletakan IPTEK sebagai pondasi utama pembangunan negaranya. Permasalahan kemajuan IPTEK salah satunya adalah kebijakan anggaran untuk kegiatan penelitian dan pengembangan (Litbang).

Selain Jepang, negara yang giat meningkatkan anggaran untuk perkembangan IPTEK adalah negara Cina, menurut data dari internet, diketahui bahwa Pemerintah Cina telah menyuntikkan dana 100 milyar yuan untuk kegiatan inovasi teknologi di negaranya untuk tahun 2009-2010. Menurut Menteri Sains dan Teknologi Cina, Wang Gang, tujuan suntikan dana yang sangat besar ini adalah untuk menciptakan dasar pembangunan yang sesuai dengan iklim investasi berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga, Iptek akan menjadi landasan investasi pembangunan di Cina.

A. PELAKSANAAN DAN PENGEMBANGAN IPTEK DI INDONESIA

Peradaban bangsa dan masyarakat dunia di masa depan sudah dipahami dan disadari akan berhadapan dengan situasi serba kompleks dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan, sebut saja antara lain; cloning, cosmology, cryonics, cyberneties, exobiology, genetic, engineering dan nanotechnology. Cabang-cabang IPTEK itu telah memunculkan berbagai perkembangan yang sangat cepat dengan implikasi yang menguntungkan bagi manusia atau sebaliknya. Untuk mendayagunakan Iptek diperlukan nilai-nilai luhur agar dapat dipertanggungjawabkan. Rumusan 4 (empat) nilai luhur pembangunan Iptek Nasional, yaitu :

1. Accountable, penerapan Iptek harus dapat dipertanggungjawabkan baik secara moral, lingkungan,
    finansial, bahkan dampak politis

2. Visionary, pembangunan Iptek memberikan solusi strategis dan jangka panjang, tetapi taktis
    dimasa kini, tidak bersifat sektoral dan tidak hanya memberi implikasi terbatas.

3. Innovative, asal katanya adalah “innovere” yang artinya temuan baru yang bermanfaat. Nilai luhur
    pembangunan Iptek artinya adalah berorientasi pada segala sesuatu yang baru, dan memberikan
    apresiasi tinggi terhadap upaya untuk memproduksi inovasi baru dalam upaya inovatif untuk
    meningkatkan produktifitas.

4.Excellence, keseluruhan tahapan pembangunan Iptek mulai dari fase inisiasi, perencanaan,
   pelaksanaan, pengawasan, evaluasi, implikasi pada bangsa harus baik, yang terbaik atau berusaha
   menuju yang terbaik.

Pesatnya kemajuan Iptek memerlukan penguasaan, pemanfaatan, dan kemajuan Iptek untuk memperkuat posisi daya saing Indonesia dalam kehidupan global.

B. DAMPAK PERKEMBANGAN IPTEK DI INDONESIA

1. Perkembangan Iptek disamping bermanfaat untuk kemajuan hidup Indonesia juga memberikan
   dampak negatif. Hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan IPTEK untuk menekan dampaknya
    seminimal mungkin, antara lain :

1). Menjaga keserasian dan keseimbangan dengan lingkungan setempat.

2). Teknilogi yang akan diterapkan hendaknya betul-betul dapat mencegah timbulnya permasalahan di tempat itu.

3). Memanfaatkan seoptimal mungkin segala sumber daya alam dan sumber daya manusia yang ada.


2. Dampaknya dalam :

a. Penyediaan Pangan

Perkembangan IPTEK dalam bidang pangan dimungkinkan karena adanya pendidikan, penelitian dan pengembangan di bidang pertanian terutama dalam peningkatan produktivitas melalui penerapan varitas unggul, pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit, pola tanaman dan pengairan. Namun di sisi lain perkembangan tersebut berdampak fatal, misalkan saja penggunaan pestisida dalam pemberantasan hama ternyata dapat menyebabkan penyakit dalam tubuh manusia.

b. Penyediaan Sandang

· Pada awalnya bahan sandang dihasilkan dari serat alam seperti kapas, sutra, woll dan lain-lain

· Perkembangan teknologi matrial polimer menghasilkan berbagai serat sintetis sebagai bahan
   sandang seperti rayon, polyester, nilon, dakron, tetoron dan sebagainya

· Kulit sintetik juga dapat dibuat dari polimer termoplastik sebagai bahan sepatu, tas dan lain-lain

· Teknologi pewarnaan juga berkembang seperti penggunaan zat azo dan sebagainya.

c. Penyediaan Papan

· Teknologi papan bersangkut paut dengan penyediaan lahan dan bidang perencanaan seperti city
  planning, kota satelit, kawasan pemukiman dan sebagainya yang berkaitan dengan perkembangan
  penduduk

· Awalnya bahan pokok untuk papan adalah kayu selanjutnya dikembangkan teknologi matrial untuk
  mengatasi kekurangan kayu

· Untuk mengatasi kekurangan akan lahan dikembangkan teknologi gedung bertingkat, pembentukan
   pulau-pulau baru, bahkan tidak menutup kemungkinan pemukiman ruang angkasa.

d. Peningkatan Kesehatan

· Perkembangan Imu Kedeokteran seperti : ilmu badah dan lain-lain

· Penemuan alat-alat kedokteran seperti : stetoskup, USG, dan lain-lain

· Penemuan obat-obatan seperti anti biotik, vaksin dan lain-lain

· Penemuan radio aktif untuk mendeteksi penyakit secara tepat seperti tumor dan lain-lain

· Penelitian tentang kuman-kuman penyakit dan lain-lain.

 e. Penyediaan Energi

· Kebutuhan akan energi

· Sumber-sumber energi

· Sumber energi konvensional tak dapat diperbaharui

· Sumber energi pengganti yang tak habis pakai

· Konversi energi dari satu bentuk kebentuk yang lain.

Selasa, 15 November 2011

Pertempuran 10 November di Surabaya

Berhubung kemarin kita memperingati hari pahlawan pada tanggal 10 November kemaren, saya ingin mengulas sedikit tentang peristiwa tersebut. Tanpa banyak basa basi lagi, langsung saja. Postingan ini saya dapatkan dari beberapa sumber.

Masuknya Tentara Jepang ke Indonesia

Pada 1 Maret 1942, tentara Jepang mendarat di Pulau Jawa, dan tujuh hari kemudian, tepatnya, 8 Maret, pemerintah kolonial Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang berdasarkan perjanjian Kalidjati. Sejak itulah, Indonesia diduduki oleh Jepang.

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Tiga tahun kemudian, Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu setelah dijatuhkannya bom atom (oleh Amerika Serikat) di Hiroshima dan Nagasaki. Peristiwa itu terjadi pada bulan Agustus 1945. Mengisi kekosongan tersebut, Indonesia kemudian memproklamirkan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945.

Masuknya Tentara Inggris & Belanda

Rakyat dan para pejuang Indonesia berupaya melucuti senjata para tentara Jepang. Maka timbullah pertempuran-pertempuran yang memakan korban di banyak daerah. Ketika gerakan untuk melucuti pasukan Jepang sedang berkobar, tanggal 15 September 1945, tentara Inggris mendarat di Jakarta, kemudian mendarat di Surabaya pada 25 Oktober. Tentara Inggris didatangkan ke Indonesia atas keputusan dan atas nama Sekutu, dengan tugas untuk melucuti tentara Jepang, membebaskan para tawanan yang ditahan Jepang, serta memulangkan tentara Jepang ke negerinya. Tetapi, selain itu, tentara Inggris juga membawa misi mengembalikan Indonesia kepada pemerintah Belanda sebagai jajahannya. NICA (Netherlands Indies Civil Administration) ikut membonceng bersama rombongan tentara Inggris. Itulah yang meledakkan kemarahan rakyat Indonesia di mana-mana.

Insiden di Hotel Yamato, Tunjungan, Surabaya

Setelah munculnya maklumat pemerintah tanggal 31 Agustus 1945 yang menetapkan bahwa mulai 1 September 1945 bendera nasional Sang Merah Putih dikibarkan terus di seluruh Indonesia, gerakan pengibaran bendera makin meluas ke segenap pelosok kota.

Di berbagai tempat strategis dan tempat-tempat lainnya, susul menyusul bendera dikibarkan. Antara lain di teras atas Gedung Kantor Karesidenan (kantor Syucokan, gedung Gubernuran sekarang, Jl Pahlawan) yang terletak di muka gedung Kempeitai (sekarang Tugu Pahlawan), di atas gedung Internatio, disusul barisan pemuda dari segala penjuru Surabaya yang membawa bendera merah putih datang ke Tambaksari (lapangan Gelora 10 November) untuk menghadiri rapat raksasa yang diselenggarakan oleh Barisan Pemuda Surabaya.

Saat itu lapangan Tambaksari penuh lambaian bendera merah putih, disertai pekik ‘Merdeka’ mendengung di angkasa. Walaupun pihak Kempeitai melarang diadakannya rapat tersebut, namun mereka tidak berdaya menghadapi massa rakyat yang semangatnya tengah menggelora itu. Klimaks gerakan pengibaran bendera di Surabaya terjadi pada insiden perobekan bendera di Yamato Hoteru/Hotel Yamato atau Oranje Hotel, Jl. Tunjungan no. 65 Surabaya.

Mula-mula Jepang dan Indo-Belanda yang sudah keluar dari interniran menyusun suatu organisasi, Komite Kontak Sosial, yang mendapat bantuan penuh dari Jepang. Terbentuknya komite ini disponsori oleh Palang Merah Internasional (Intercross). Namun, berlindung dibalik Intercross mereka melakukan kegiatan politik. Mereka mencoba mengambil alih gudang-gudang dan beberapa tempat telah mereka duduki, seperti Hotel Yamato. Pada 18 September 1945, datanglah di Surabaya (Gunungsari) opsir-opsir Sekutu dan Belanda dari Allied Command (utusan Sekutu) bersama-sama dengan rombongan Intercross dari Jakarta.

Rombongan Sekutu oleh Jepang ditempatkan di Hotel Yamato, Jl Tunjungan 65, sedangkan rombongan Intercross di Gedung Setan, Jl Tunjungan 80 Surabaya, tanpa seijin Pemerintah Karesidenan Surabaya. Dan sejak itu Hotel Yamato dijadikan markas RAPWI (Rehabilitation of Allied Prisoners of War and Internees, Bantuan Rehabilitasi untuk Tawanan Perang dan Interniran).

Karena kedudukannya merasa kuat, sekelompok orang Belanda di bawah pimpinan Mr. W.V.Ch Ploegman pada sore hari tanggal 18 September 1945, tepatnya pukul 21.00, mengibarkan bendera Belanda (Merah-Putih-Biru), tanpa persetujuan Pemerintah RI Daerah Surabaya, di tiang pada tingkat teratas Hotel Yamato, sisi sebelah utara. Keesokan hari ketika pemuda Surabaya melihatnya, seketika meledak amarahnya. Mereka menganggap Belanda mau menancapkan kekuasannya kembali di negeri Indonesia, dan dianggap melecehkan gerakan pengibaran bendera yang sedang berlangsung di Surabaya.

Begitu kabar tersebut tersebar di seluruh kota Surabaya, sebentar saja Jl. Tunjungan dibanjiri oleh rakyat, mulai dari pelajar berumur belasan tahun hingga pemuda dewasa, semua siap untuk menghadapi segala kemungkinan. Massa terus mengalir hingga memadati halaman hotel serta halaman gedung yang berdampingan penuh massa dengan luapan amarah. Agak ke belakang halaman hotel, beberapa tentara Jepang tampak berjaga-jaga. Situasi saat itu menjadi sangat eksplosif.

Tak lama kemudian Residen Sudirman datang. Kedatangan pejuang dan diplomat ulung yang waktu itu menjabat sebagai Wakil Residen (Fuku Syuco Gunseikan) yang masih diakui pemerintah Dai Nippon Surabaya Syu, sekaligus sebagai Residen Daerah Surabaya Pemerintah RI, menyibak kerumunan massa lalu masuk ke hotel. Ia ingin berunding dengan Mr. Ploegman dan kawan-kawan. Dalam perundingan itu Sudirman meminta agar bendera Triwarna segera diturunkan.

Ploegman menolak, bahkan dengan kasar mengancam, “Tentara Sekutu telah menang perang, dan karena Belanda adalah anggota Sekutu, maka sekarang Pemerintah Belanda berhak menegakkan kembali pemerintahan Hindia Belanda. Republik Indonesia? Itu tidak kami akui.” Sambil mengangkat revolver, Ploegman memaksa Sudirman untuk segera pergi dan membiarkan bendera Belanda tetap berkibar.

Melihat gelagat tidak menguntungkan itu, pemuda Sidik dan Hariyono yang mendampingi Sudirman mengambil langkah taktis. Sidik menendang revolver dari tangan Ploegman. Revolver itu terpental dan meletus tanpa mengenai siapapun. Hariyono segera membawa Sudirman ke luar, sementara Sidik terus bergulat dengan Ploegman dan mencekiknya hingga tewas. Beberapa tentara Belanda menyerobot masuk karena mendengar letusan pistol, dan sambil menghunus pedang panjang lalu disabetkan ke arah Sidik. Sidik pun tersungkur.

Di luar hotel, para pemuda yang mengetahui kejadian itu langsung merangsek masuk ke hotel dan terjadilah perkelahian di ruang muka hotel. Sebagian yang lain, berebut naik ke atas hotel untuk menurunkan bendera Belanda. Hariyono yang semula bersama Sudirman turut terlibat dalam pemanjatan tiang bendera. Akhirnya ia bersama Kusno Wibowo berhasil menurunkan bendera Belanda, merobek bagian birunya, dan mengereknya ke puncak tiang kembali. Massa rakyat menyambut keberhasilan pengibaran bendera merah putih itu dengan pekik “Merdeka” berulang kali, sebagai tanda kemenangan, kehormatan dan kedaulatan negara RI.

Kemudian meletuslah pertempuran pertama antara Indonesia melawan tentara Inggris pada 27 Oktober 1945. Serangan-serangan kecil itu ternyata dikemudian hari berubah menjadi serangan umum yang hampir membinasakan seluruh tentara Inggris, sebelum akhirnya Jenderal D.C. Hawthorn meminta bantuan Presiden Sukarno untuk meredakan situasi.

Kematian Brigadir Jenderal Mallaby
Setelah diadakannya gencatan senjata antara pihak Indonesia dan pihak tentara Inggris ditandatangani tanggal 29 Oktober 1945, keadaan berangsur-angsur mereda. Tetapi walau begitu tetap saja terjadi keributan antara rakyat dan tentara Inggris di Surabaya. Bentrokan-bentrokan bersenjata dengan tentara Inggris di Surabaya, memuncak dengan terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby, (pimpinan tentara Inggris untuk Jawa Timur), pada 30 Oktober 1945. Mobil Buick yang sedang ditumpangi Brigjen Mallaby dicegat oleh sekelompok milisi Indonesia ketika akan melewati Jembatan Merah. Karena terjadi salah paham, maka terjadilah tembak menembak yang akhirnya membuat mobil jenderal Inggris itu meledak terkena tembakan. Mobil itu pun hangus.

Ultimatum 10 November 1945

Setelah terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby, penggantinya (Mayor Jenderal Mansergh) mengeluarkan ultimatum yang merupakan penghinaan bagi para pejuang dan rakyat umumnya. Dalam ultimatum itu disebutkan bahwa semua pimpinan dan orang Indonesia yang bersenjata harus melapor dan meletakkan senjatanya di tempat yang ditentukan dan menyerahkan diri dengan mengangkat tangan di atas. Batas ultimatum adalah jam 6.00 pagi tanggal 10 November 1945.

Ultimatum tersebut ditolak oleh Indonesia. Sebab, Republik Indonesia waktu itu sudah berdiri (walaupun baru saja diproklamasikan), dan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) sebagai alat negara juga telah dibentuk.
Selain itu, banyak sekali organisasi perjuangan yang telah dibentuk masyarakat, termasuk di kalangan pemuda, mahasiswa dan pelajar. Badan-badan perjuangan itu telah muncul sebagai manifestasi tekad bersama untuk membela republik yang masih muda, untuk melucuti pasukan Jepang, dan untuk menentang masuknya kembali kolonialisme Belanda (yang memboncengi kehadiran tentara Inggris di Indonesia).

Pada 10 November pagi, tentara Inggris mulai melancarkan serangan besar-besaran dan dahsyat sekali, dengan mengerahkan sekitar 30.000 serdadu, 50 pesawat terbang, dan sejumlah besar kapal perang.

Berbagai bagian kota Surabaya dihujani bom, ditembaki secara membabi-buta dengan meriam dari laut dan darat. Ribuan penduduk menjadi korban, banyak yang meninggal dan lebih banyak lagi yang luka-luka. Tetapi, perlawanan pejuang-pejuang juga berkobar di seluruh kota, dengan bantuan yang aktif dari penduduk.

Pihak Inggris menduga bahwa perlawanan rakyat Indonesia di Surabaya bisa ditaklukkan dalam tempo 3 hari saja, dengan mengerahkan persenjataan modern yang lengkap, termasuk pesawat terbang, kapal perang, tank, dan kendaraan lapis baja yang cukup banyak.

Namun di luar dugaan, ternyata para tokoh-tokoh masyarakat yang terdiri dari kalangan ulama’ serta kyai-kyai pondok Jawa seperti KH. Hasyim Asy’ari, KH. Wahab Hasbullah serta kyai-kyai pesantren lainnya mengerahkan santri-santri mereka dan masyarakat umum (pada waktu itu masyarakat tidak begitu patuh kepada pemerintahan tetapi mereka lebih patuh dan taat kepada para kyai) juga ada pelopor muda seperti Bung Tomo dan lainnya. Sehingga perlawanan itu bisa bertahan lama, berlangsung dari hari ke hari, dan dari minggu ke minggu lainnya. Perlawanan rakyat yang pada awalnya dilakukan secara spontan dan tidak terkoordinasi, makin hari makin teratur. Pertempuran besar-besaran ini memakan waktu sampai sebulan, sebelum seluruh kota jatuh di tangan pihak Inggris.

Peristiwa berdarah di Surabaya ketika itu juga telah menggerakkan perlawanan rakyat di seluruh Indonesia untuk mengusir penjajah dan mempertahankan kemerdekaan. Banyaknya pejuang yang gugur dan rakyat yang menjadi korban ketika itulah yang kemudian dikenang sebagai HARI PAHLAWAN.



Untuk mengenang jasa pahlawan, sebaiknya kita para pemuda melakukan hal-hal yg positif. Apa jadinya kalau arwah para pahlawan melihat kelakuan kita yg buruk, tentu mereka akan sangat sedih melihat kelakuan kita. Demikian sejarah singkat tentang Peristiwa 10 November yang terjadi di Surabaya dan menjadi hari yg sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia, yaitu sebagai hari pahlawan.